TERIMAKASIHKU (eps1) -- solusi

Namaku Anastasya Gwen Audy. Aku seorang gadis kelahiran Malang yang lahir pada tahun 1995. Biasa dipanggil Ana, Audy, tapi lebih dominannya Wendy. Aneh memang. Aku juga ngga tau kenapa bisa dipanggil 'Wendy'. Entahlah, teman-temanku yang selalu memanggilku dengan sebutan Wendy sampai orangtuaku pun ikut memanggilku Wendy. Padahal nama asliku Audy. Biarlah. Nama 'Wendy' pun menurutku bagus.

Sekarang 2013, dan saat ini aku seorang camaba di salah satu PTN yang ada di Jogja. Ya, aku camaba UGM. Tidak mudah untuk bisa menaklukan PTN ini. Aku termasuk orang yang bejo karena bisa sekolah disini. Banyak yang memimpikan untuk lanjut study di UGM ini. Dan banyak juga orang yang lebih pintar dariku namun mereka tidak lolos. Heran memang heran. Akupun juga.

Perasaanku saat pengumuman itu campur aduk. Senang, sedih, gelisa, tercampur menjadi satu. Senang karena aku bisa lolos di PTN yang memang sudah lama aku impikan. Gelisah karena aku takut. Takut akan bertemu dengan hal-hal rumit yang belum aku jumpai semasa sma. Lalu untuk apa kamu sedih, Wen? Toh sudah masuk juga di sekolah ini? Jawabannya adalah karena ukt ku cukup mahal.

Sering kali aku menangis di kamar. Sedih karena teringat banyaknya uang yang dikeluarkan oleh orang tuaku untuk membiayai ku sekolah, kuliah lebih tepatnya. Aku ingin sekali membantu perekonomian orang tuaku dengan bekerja. Bekerja apapun itu aku pun tak segan-segan mengiyakan, tanda jika aku bersedia dan mau. Namun sayang seribu sayang, ibuku sangat tidak mengijini aku untuk berkerja. Apapun pekerjaannya. Entah itu full time ataupun part time, entah itu gajinya besar ataupun kecil.

Setelah dengar pernyataan ibuku itu, aku keluar kamar. Menuju balkon yang berada tepat di samping kamar. Aku termenung di sana. Aku sangat drop mendengar pernyataan ibu tadi. Aku bingung harus membantu mereka dengan cara apa. Ingin sekali ku cerita panjang lebar tentang masalahku ini. Namun kepada siapa aku harus bercerita? Siapa yang mau mendengarkan ceritaku? Tak ada orang. Yang ada hanyalah kabel hitam yang menghubungkan listrik rumahku dan rumah tetangga. Apakah aku harus bercerita dengan kabel itu? Tidak mungkin.

Sejenak ku memejamkan mata, menghirup udara sejuk di balkon kamarku, melepaskan penat dan masalah yang ada di pikiranku. Kemudian mulai ku buka mata dan tiba tiba aku teringat akan tuhan. Aku melangkahkan kakiku untuk keluar dari balkon, melewati kamar, untuk menuju kamar mandi. Lalu mengambil air dan ku jadikan wudhu. Aku memasuki musholah kecil yang ada di rumahku untuk sholat dan berdoa. Ku curahkan semua masalahku dalam doa itu, berharap tuhan akan mendengar doaku dan memberikan solusi. Lalu aku membulatkan tekad ku untuk tetap kuliah tanpa bekerja dalam tahun pertama.

----------~~~~~~~~~~----------

--Nantikan lanjutannya dalam episode 2 'Terimakasihku'. Semoga cerpen ini menghibur kalian ya readers. Thank u for visit my blog. Share ke temen-temen kamu supaya mereka terhibur juga. So, don't forget to be my friends on Instagram @syarifahaa.

~~HAPPY READING~~

Comments

Popular posts from this blog

TERIMAKASIHKU (eps2) -- ospek

GIMANA SIH CARA BERPRESTASI?

SAMBATAN AUTHOR